Meninggal pada Ramadhan Tanda Khusnul Khatimah?

Ramadhan menjadi bulan yang sangat istimewa bagi umat Islam. Selain penuh dengan keberkahan, pada bulan ini Allah SWT juga menganugerahkan hamba-Nya banyak ampunan. Sehingga tidak salah jika Ramadhan dianggap sangat istimewa dibanding sebelas bulan lainnya.

Karena keistimewaannya, tidak jarang orang mengaitkan kejadian yang dialami pada bulan ini memiliki keistimewaan juga. Misalnya pada peristiwa kematian seseorang yang dianggap khusunul khatimah karena meninggal pada bulan penuh berkah.

Lantas, benarkah orang-orang yang meninggal pada bulan Ramadhan termasuk dalam golongan mereka yang meninggal dengan akhir yang baik? Pasalnya banyak Umat Islam yang beranggapan demikian tanpa memperhatikan bagaimana amal si mayit semasa hidup. Berikut lengkapnya.

Ternyata meski meninggal pada bulan yang istimewa, tidak lantas membuat orang yang meninggal tersebut istimewa pula. Dalam Islam, sebab seseorang meninggal dalam keadaan baik atau tidak adalah amal. Hal ini dijelaskan Allah SWT dalam firman-Nya yang artinya

Itulah surga yang diberikan kepada kalian disebabkan amal yang telah kalian kerjakan.” (QS. az-Zukhruf: 72)

Tidak ada dalil yang menyatakan bahwa bahwa meninggal saat bulan ramadhan, termasuk khusnul khatimah atau mendapat jaminan tertentu.  Meskipun waktunya sangat mulia, tempatnya mulia, namun tidak menjamin penghuninya menjadi mulia pula.

Namun kondisi ini tentu berbeda jika yang meninggal tersebut adalah orang yang shaleh dan menjalankan semua yang diperintahkan Allah serta menjauhi segala larangan-Nya. Terlebih, saat meninggal tersebut mereka dalam kondisi sedang berpuasa dan beramal shaleh. Maka bagi mereka, meninggal pada bulan Ramadhan menjadi sebuah kemuliaan.

Dari Hudzaifah Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullahi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan tentang orang yang meninggal dalam kondisi beramal, “Siapa yang menyatakan Laa ilaaha illallah ikhlas mengharap wajah Allah, dan dia akhiri hidupnya dengan ikrar ini, maka dia masuk surga. Siapa yang berpuasa dengan ikhlas mengharap wajah Allah, dan dia akhiri hidupnya dengan puasa ini, maka dia masuk surga.Siapa yang sedekah dengan ikhlas mengharap wajah Allah, dan dia akhiri hidupnya dengan sedekah ini, maka dia masuk surga.” (HR. Ahmad 23324 dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth). Wallahu a’lam.

Baca Juga:  Inilah Amunisi untuk Menolak Penderitaan

Namun, bagaimana pun kondisi yang dialami oleh seorang mayit ketika meninggal baik khusnul khatimah atau tidak, kita yang masih hidup ini tidak boleh mencelanya. Sikap kita terhadap saudara kita sesama Muslim yang meninggal adalah selalu mengharapkan kebaikan baginya, memohonkan ampunan dan rahmat Allah SWT baginya, dan tidak mencela atau menyebut-nyebut keburukan-keburukan yang telah ia lakukan.

Dari Aisyah ra, ia berkata, “Nabi saw bersabda, ‘Janganlah kalian mencela orang-orang yang telah meninggal karena mereka telah mendapatkan apa yang telah mereka kerjakan.” (HR Bukhari). Wallahu a’lam bish shawab.***