Waspadai Lima Penyimpangan Akidah yang Sering Diabaikan

Rasulullah menjadi sosok yang sempurna aqidahnya, baik dari segi ucapan maupun tingkah laku. Sebab segala yang dilakukan oleh Rasulullah senantiasa bersumber dari Allah SWT dan Al-Qur’an.

Akan tetapi, tidak semua umatnya bisa mengikuti ajaran yang sudah diberikan oleh Rasulullah. Bahkan ada di antara mereka yang masih saja melakukan perbuatan yang menyimpang dari aqidah yang sudah diajarkan.

Tidak jarang di antara mengetahui apa yang dilakukannya tersebut sudah menyimpang dari akiqah, namun tetap saja mengabaikannya. Untuk itu, kita harus senantiasa mewaspadai berbagai bentuk penyimpangan akiqah. Lantas apa saja bentuk penyimpangan tersebut? Berikut informasi selengkapnya.

1. Syirik atau Kemusyrikan
Penyimpangan akidah yang pertama yaitu syirik atau kemusyrikan. Seperti yang diketahui bahwasanya perkara pertama ini merupakan dosa besar yang tidak akan diampuni oleh Allah SWT kecuali pelakunya melakukan taubat. Allah Ta’ala berfirman:

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barang siapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.” (QS An Nisaa: 48)

Syirik diartikan sebagai mempersekutukan Allah, ada banyak hal yang termasuk dalam perbuatan syirik. Ada ulama yang membaginya dengan syirik besar dan adapula syirik kecil (tersembunyi) keduanya sama-sama menyesatkan.

Jika syirik besar berarti menyekutukan Allah dengan selainnya seperti percaya pada dukun, dewa dan makhluk-makhluk lain. Namun, syirik kecil ini yang biasanya diabaikan karena bentuknya dianggap sepele. Seperti beramal namun hanya untuk mengharapkan pujian dari orang lain dan bukan semata-mata karena mengharap ridho dari Allah dan masih banyak kasus lainnya.

Waspadailah penyimpangan akidah yang satu ini, karena dapat menyebabkan pelakunya menjadi penghuni tetapi di dalam neraka saat berada di akhirat kelak.

2. Kufur
Penyimpangan akidah selanjutnya ialah kufur. Kufur diartikan sebagai menolak ajaran Allah SWT, Rasulullah dan agama Islam. Sifat kufur lainnya yang paling sering diabaikan oleh umat manusia yakni mengingkari nikmat yang telah diberikan oleh Allah.

Selain itu, ada pula kufur dalam bentuk menolak ayat-ayat Allah dan Sabda Rasulullah SAW yang dianggap tidak sesuai dengan dirinya. Kufur dapat membawa seseorang ke jalan kemaksiatan karena kebenciannya terhadap Al-Qur’an, nabi dan Islam.

“Dan orang-orang yang kafir, maka kecelakaanlah bagi mereka dan Allah menyesatkan amal-amal mereka. Yang demikian itu adalah karena sesungguh nya mereka benci kepada apa yang diturunkan Allah (Alquran) lalu Allah menghapuskan (pahala-pahala) amal-amal mereka.” (QS Muhammad: 8-9)

Baca Juga:  Amalan Bid’ah pada Bulan Ramadhan

3. Nifaq dan Munafik
Berbeda dengan kufur, penyimpangan akidah yang selanjutnya yakni nifaq atau munafik. Perbuatan ini diartikan sebagai kepura-puraan, dimana pelakunya mengaku beriman kepada Allah dan Rasul-Nya melalui ucapan, namun hati orang tersebut mengingkarinya.

“Orang-orang munafik laki-laki dan perempuan sebagian dengan sebagian yang lain adalah sama, mereka menyuruh membuat yang munkar dan melarang berbuat yang makruf dan mereka menggenggamkan tangannya. Mereka telah lupa kepada Allah, maka Allah melupakan mereka. Sesungguhnya orang-orang munafik itu adalah orang-orang yang fasik. Allah mengancam orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang kafir dengan neraka Jahannam, mereka kekal di dalamnya. Cukuplah neraka itu bagi mereka, dan Allah melaknati mereka, dan bagi mereka azab yang kekal.” (QS At Taubah: 67-68).

“Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk salat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan salat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali.” (QS Annisaa: 142)

Menurut Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wa Sallam tanda-tanda kemunafikan itu ada tiga, “Jika berkata dia dusta, jika berjanji menyalahi, dan jika diberi amanah dia berkhianat.” (HR. Muttafaq alaih)

4. Fasik
Fasik adalah salah satu bentuk penyimpangan akidah dimana seseorang sudah mengetahui mengenai suatu kebenaran, hati dan lisannya meyakini kebenaran tersebut namun ia tidak mempraktekkannya. Inilah yang menyebabkan orang fasik kemudian menjadi orang yang keras hati karena tidak mau menjalankan perintah yang sudah dia ketahui.

“Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik.” (QS Al Hasyr: 19)

“Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik.” (QS Aladid: 16)

5. Zalim
Penyimpangan akidah yang terakhir yaitu zalim, perbuatan menganiaya diri sendiri atau orang lain ini kerap dilakukan. Entah orang yang mengetahui atau tidak bahwa perbuatan demikian ini termasuk dilarang dalam agama Islam. Padahal sejatinya kita harus menjaga diri agar tidak melakukan kezaliman, sebab akan merugikan saat di akhirat kelak.

Baca Juga:  Ketahui Dua Sifat Penyebab Azab Para Ahli Ibadah

Dari Jabir Rodhiyallahu Anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam bersabda: “Jagalah diri kalian dari berbuat zalim , karena kezaliman adalah kegelapan pada hari kiamat. Dan jagalah kalian dari sifat kikir, karena kekikiran menyebabkan kebinasaan ummat sebelum kalian. Sifat itulah yang menyebabkan mereka saling menumpahkan darah dan menghalalkan hal-hal yang diharamkan bagi mereka”. (HR. Muslim)

Demikianlah informasi mengenai lima penyimpangan akidah yang sering diabaikan. Sudah sepatutnya sebagai kaum muslimin kita menghindari perbuatan yang menyimpang dari ketentuan yang sudah ditetapkan oleh Allah SWT.