Hikmah Luar Biasa di Balik Sunnah Tahnik Bayi

Tahnik bayi merupakan metode imunisasi ala Rasulullah SAW dengan cara mengunyahkan lumatan kurma ke langit-langit mulut bayi yang baru lahir. Tahnik atau suapan pertama itu dilakukan ketika bayi baru lahir dan sebelum menyusu kepada ibunya.

Jika kurma sulit untuk didapat, maka bahannya boleh diganti dengan sari kurma yang sudah jadi atau madu. Namun metode ini tidak banyak diketahui, karena orang lebih memilih menggunakan teknik vaksinasi.

Padahal selain bermanfaat pahala, sunnah yang diajarkan Rasulullah SAW ini juga memiliki khasiat medis yang teruji. Manfaat apakah yang dimaksud? Berikut ini ulasan hikmah di balik sunnah tahnik bayi.

Bayi yang baru lahir rentan terhadap kadar gula rendah dan memiliki kandungan glukosa yang sangat kecil dalam darahnya. Untuk mengantisipasi hal ini dokter biasanya akan memberikan tambahan gula pada bayi yang baru lahir.

Sebenarnya buah kurma merupakan penghasil glukosa yang sangat baik dan bagus untuk kesehatan bayi. Mentahnik bayi dengan kurma dapat memperkuat otot-otot mulut bayi sehingga bayi akan kuat menyusu pada ibunya. Cara ini merupakan sunnah Rasulullah SAW ketika ada bayi yang baru lahir. Seperti yang tertulis dalam hadist-hadist berikut ini.

Dari Abu Musa, beliau berkata, “(Suatu saat) aku memiliki anak yang baru lahir, kemudian aku mendatangi Nabi shallalahu ‘alaihi wa sallam, kemudian beliau memberi nama padanya dan beliau mentahnik dengan sebutir kurma.” (HR. Muslim no. 2145).

Dari Asma’ binti Abu Bakar, ia berkata bahwa dirinya ketika sedang mengandung Abdullah bin Zubair di Mekkah : “Aku keluar dan aku sempurna hamilku 9 bulan, lalu aku datang ke Madinah, kemudian aku turun di Quba’ dan aku melahirkan di sana, lalu aku pun mendatangi Rasulullah, maka Rasulullah menaruh Abdullah ibn Zubair di dalam kamarnya, dan beliau meminta kurma lalu mengunyahnya, kemudian beliau Shallallaahu ‘alaihi wasallam memasukkan kurma yang sudah lumat itu ke dalam mulut Abdullah bin Zubair. Dan itu adalah makanan yang pertama kali masuk ke mulutnya melalui Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam (Rasulullah mentahniknya), dan kemudian beliaupun mendo’akannya dan mendoakan keberkahan kepadanya.”

Masih banyak lagi riwayat-riwayat mengenai prosesi tahnik di zaman Rasulullah SAW. Sehingga sebagai umatnya, kita harus menyakini bahwa taknik tersebut adalah suatu hal yang harus dilakukan untuk kebaikan bayi.

Baca Juga:  Pohon Tuba, Salah Satu Tumbuhan di Surga

Selain dianjurkan dalam syariat Islam, tahnik ini juga bermanfaat secara ilmiah untuk melindungi bayi dari serangan kuman dan bakteri serta segala sesuatu yang dapat membahayakan kesehatan. Seorang dokter dari Semarang, dr. Susilo Rini telah membuat penelitian mengenai tahnik bayi ini.

Hasil penelitian tersebut mengungkapkan di sekitar mulut bayi di tempat tumbuhnya gigi dan langit-langit mulut itu terdapat stem cell. Stem cell ini berfungsi untuk mematangkan sistem imunitas secara alami serta mengendalikan sistem kekebalan tubuh. Akan tetapi, stem cell tersebut hanya mampu berfungsi apabila ada scrubbing  atau gosokan-gosokan di langit-langit mulut.

Tidak hanya itu, di dalam mulut bayi juga terdapat suatu zat yang bernama sialic acid. Zat tersebut berupa glikoprotein yang terkandung dalam liur atau saliva yang berfungsi sebagai penghadang mikroba serta mampu mengikat virus dan bakteri.

Pada bayi, zat yang satu ini hanya bisa berfungsi setelah umur si bayi mencapai sepuluh hari dan hanya ada dalam jumlah yang sedikit. Oleh karena itu, dibutuhkanlah bantuan dari luar tubuh bayi untuk mempercepat prosesnya.

Selain itu, buah kurma yang dijadikan bahan dasar untuk mentahnik itu juga mempunyai khasiat tersendiri bagi kesehatan bayi. Kurma merupakan makanan tinggi kandungan karbohidrat dan vitamin-vitamin. Selain itu, kurma juga kaya akan antioksidan dan anti mikroba.

Apabila kurma tersebut dikunyah  dan bercampur dengan air liur maka akan berubah menjadi glukosa. Glukosa sendiri sangat diperlukan untuk memberikan energi bagi sel-sel pertahanan tubuh yang belum matang pada bayi di hari-hari pertama. Pemberian kurma ini pada proses tahnik juga menjadi metode pematangan organ limfoid baik lokal maupun sistemik. Limfoid itu adalah kelenjar limfe yang berhubungan dengan sistem kekebalan tubuh.

Ada juga yang beranggapan bahwa tahnik ini bermanfaat untuk latihan makan si bayi agar menjadi kuat. Namun, hal yang perlu untuk dipahami lebih lanjut bahwa tahnik kepada bayi ini adalah pengharapan kebaikan untuk bayi dengan keimanan.

Adapun orang yang boleh menahnik bayi dianjurkan mereka yang memiliki kebaikan dan berilmu serta bisa mendoakan kebaikan  untuk bayi tersebut seperti ulama, ustadz, dan orang shaleh. Tidak hanya itu, orangtua juga diperbolehkan untuk mentahnik bayi mereka apabila orangtua tersebut berilmu dan sudah terbiasa menjalankan perintah agama dengan baik.

Baca Juga:  Isi Surat Umar bin Khattab Untuk Sungai Nil

Demikianlah ulasan mengenai hikmah di balik sunnah tahnik bayi. Tentunya ada banyak sekali faedah yang akan diperoleh jika melaksanakan sunnah-sunnah nabi tersebut. Karena Allah SWT yang paling tahu mengenai hikmah semua amalan yang diperintahkannya. Semoga kita selalu menjadi hamba Allah yang bertakwa dan mengikuti semua perintah serta menjauhi larangan-Nya.