Inilah Cemburu yang Disukai Allah

Cemburu merupakan ekspresi dari perasaan takut, risau, terancam bahkan iri kepada seseorang. Biasanya perasaan ini akan memunculkan efek negatif lainnya sehingga akan merugikan diri sendiri dan orang lain.

Dalam sebuah hadist, Rasulullah SAW menjelaskan bahwa cemburu yang seperti ini datangnya dari setan. Manusia dianjurkan waspada terhadap hal-hal yang nantinya dapat memicu perasaan yang tidak menenangkan ini.

Namun cemburu tidak selamanya berefek negatif. Pasalnya ada hal-hal yang harus dicemburui karena menimbulkan dampak posiitif. Bahkan Allah SWT lebih pencemburu dibandingkan hamba-Nya. Lantas, cemburu bagaimana yang disukai Allah? Berikut ringkasannya.

“Sesungguhnya cemburu itu ada yang disayang Allah dan ada pula yang dimurkai-Nya. Yang disukai Allah adalah cemburu atas suatu kesangsian, sedangkan yang dimurkai-Nya adalah cemburu yang tidak beralasan.” {HR. Ibnu Majah].

Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa cemburu dapat dikategorikan dalam dua hal. Pertama adalah cemburu yang datangnya dari setan, hal ini tentu akan menimbulkan efek negatif karena setan laknatullah selalu membuat manusia berada dalam kondisi ini.

Aisyah Ra. menuturkan, pada suatu malam Nabi Muhammad SAW keluar rumah. Dia merasa cemburu kalau-kalau Nabi SAW mendatangi istri-istrinya yang lain. Setelah pulang, Nabi Muhammad mendapati tingkah laku istrinya yang janggal. Beliau bertanya

“Mengapa engkau hai Aisyah? Cemburu kah”

“Bagaimana wanita sepertiku tidak cemburu terhadap laki-laki seperti engkau?”Aisyah balik bertanya.

“Apakah setan telah datang menggodamu?Tanya Rasulullah SAW lagi

“Ya Rasulullah, apakah aku disertai setan?”

“Ya”

“Engkau juga (disertai setan)”

“Ya, tapi aku dilindungi oleh Tuhanku, sehingga aku selamat,” Jawab Rasulullah SAW (HR. Muslim)

Namun ada pula cemburu yang akan memberikan efek yang baik. Cemburu inilah yang disukai Allah SWT. Rasulullah SAW mengatakan, bahwa tidak ada yang cemburu melebihi cemburunya Allah SWT.

Baca Juga:  8 Ciri Penghuni Surga Berdasarkan Surat Ali Imran

Mughiroh bin Syu’bah ra. mengatakan, Sa’ad bin Ubadah berkata, “”Seandainya aku melihat laki-laki lain berduaan dengan istriku, sungguh ku penggal dia dengan pedang tanpa memaafkan.

Mendengar hal itu Nabi Muhammad SAW bersabda “”Alangkah anehnya cemburu Sa’ad itu. Demi Allah, aku lebih cemburu dari padanya. Dan Allah lebih cemburu pula dari pada aku. Karena cemburunya Allah, maka diharamkan segala perbuatan keji, baik terang-terangan maupun yang sembunyi-sembunyi. Tidak seorang pun lebih cemburu dibandingkan Allah. Tidak seorang pun lebih meresapkan dibandingkan Allah. Oleh sebab itulah Dia mengutus para Rasul untuk memberi kabar suka dan duka. Dan seorang pun yang lebih suka kepada pujian dari pada Allah, karena itulah dia menjadikan surga,” (HR.Muslim)

Dalam hadist riwayat lain dijelaskan bahwa Allah juga menyukai cemburu. Namun tentun saja, efek dari kecemburuan ini positif dan membawa kebaikan. Jabir ra. mendengar dari Anbaroh ra. bahwa Nabi Muhammad SAW yang artinya

“Ada sebagian rasa cemburu yang disukai Allah, dan ada pula yang dibenci-Nya. Cemburu yang disukai Allah adalah cemburu dalam keraguan atau kecurigaan (cemburu beralasan). Sedangkan cemburu yang dimurkai Allah adalah rasa cemburu yang tidak dalam keraguan” (HR. Tirmidzi dan Ahmad)

Cemburu dalam keraguan adalah seorang yang cemburu kepada saudara-saudaranya, jika dia melihat mereka melakukan perbuatan yang haram atau keraguan yang ada manfaatnya, yaitu takut dan terhalang (melakukan perbuatan haram). Cemburu dalam hal ini dan yang sejenisnya akan dicintai oleh Allah.

Kalau saja cemburu yang demikian itu menumbuhkan semangat untuk meningkatkan ketagwaan, maka biarlah cemburu ini tertanam kuat di hati.