Menjadi penghuni surga tentu merupakan impian bagi setiap umat manusia. Kenyamanan, keindahan dan kenikmatan yang disediakan oleh Allah SWT membuat umat-Nya berlomba-lomba untuk menjadi salah satu penduduk tempat terindah ini.
Setiap kaum muslim tentu akan merasakan kenikmatan surga namun dengan cara dan waktu yang berbeda-beda. Ada yang langsung masuk ke dalam surga, ada pula yang harus masuk neraka terlebih dahulu untuk menebus dosa saat hidup di dunia.
Jika diminta untuk memilih, tentu semua orang menginginkan masuk surga tanpa harus masuk neraka. Tenyata, ada satu cara yang bisa membuat manusia langsung masuk surga tanpa dihisab dan tanpa azab. Bagaimana caranya? Berikut informasinya.
Satu langkah yang bisa dilakukan oleh umat muslim agar bisa menjadi penghuni surga tanpa harus terlebih dahulu dihisab dan merasakan pedihnya azab adalah bertahuid dengan benar. Tauhid menjadi tujuan hidup setiap umat manusia. Tauhid menjadi ilmu yang paling agung, kewajiban yang paling wajib dan perintah Allah yang terbesar.
Oleh sebab itu, ada banyak sekali keistimewaan yang akan diperoleh apabila orang tersebut dapat merealisasikan tauhid di dalam kehidupannya. Di antara keutamaan tersebut antara lain, mereka akan mendapat keamanan dan hidayah dari Allah, tempat kembalinya adalah surga dan Allah SWT akan menyelamatkan orang tersebut dari neraka. Ahli tauhid akan mendapatkan kesempatan diampuni seluruh dosa-dosanya dan timbangan tauhid mereka lebih berat dibandingkan timbangan langit dan bumi.
Puncak keutamaan yang dianugerakan oleh Allah SWT kepada para ahli tauhid yakni mereka akan memperoleh kesempatan untuk masuk ke dalam surga tanpa harus dihisab dan tanpa azab.
Hadits berikut ini menggambarkan kelompok orang-orang yang mendapatkan puncak keutamaan yang dianugerahkan oleh Allah kepada Ahli Tauhid, yaitu, masuk Surga tanpa hisab dan tanpa adzab.
Hushain bin Abdurrahman berkata bahwa Sa’id bin Jubair berkata, “Siapakah di antara kalian yang melihat bintang jatuh semalam?”
Akupun menjawab “Saya.”
Lalu saya berkata, “Adapun saya ketika itu tidak sedang salat, tapi terkena sengatan hewan berbisa”.
Kemudian ia bertanya, “Lalu apa yang anda kerjakan?” Saya pun menjawab, “Saya minta diruqyah“.
Ia bertanya lagi, “Apa yang mendorong anda melakukan hal tersebut?”
“Sebuah hadits yang dituturkan Asy-Sya’bi kepada kami.” jawabku.
Iapun bertanya lagi, “Apakah hadits yang dituturkan oleh Asy-Sya’bi kepada anda?”
Saya menyampaikan, “Dia menuturkan hadits dari Buraidah bin Hushaib, bahwa ia berkata, ‘Tidak ada ruqyah yang lebih bermanfaat kecuali untuk penyakit ‘ain2 atau terkena sengatan hewan berbisa.’”
Sa’id berkata, “Alangkah baiknya orang yang beramal sesuai dengan dalil yang didengarnya, namun Ibnu Abbas radhiyallaahu ‘anhu menuturkan kepada kami hadits dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam. Beliau bersabda, “Aku telah diperlihatkan beberapa umat oleh Allah, lalu aku melihat seorang Nabi bersama beberapa orang (tidak sampai 10 orang, pent.), seorang Nabi bersama seseorang dan dua orang, serta seorang Nabi yang sendirian. Tiba-tiba ditampakkan kepadaku sekelompok orang yang sangat banyak. Aku mengira mereka itu umatku, namun disampaikan kepadaku, ‘Itu adalah Nabi Musa dan kaumnya.’ Selanjutnya, tiba-tiba aku melihat lagi sejumlah besar orang, dan disampaikan kepadaku, ‘Ini adalah umatmu, bersama mereka ada tujuh puluh ribu orang yang masuk surga tanpa hisab dan tanpa adzab.’ Kemudian beliau bangkit dan masuk rumah. Orang-orang pun memperbincangkan tentang siapakah mereka itu.
Ada di antara mereka yang mengatakan, ‘Barangkali mereka itu sahabat Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam.’ Ada lagi yang mengatakan, ‘Barangkali mereka orang-orang yang dilahirkan dalam lingkungan Islam dan tidak pernah menyekutukan Allah.’ dan mereka menyebutkan yang lainnya pula.
Ketika Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam keluar, mereka memberitahukan hal tersebut kepada beliau. Lalu beliau bersabda,
“Mereka itu adalah orang yang tidak minta diruqyah, tidak melakukan kay dan tidak melakukan tathayyur serta mereka bertawakkal hanya kepada Rabb mereka.”
Kemudian Ukkasyah bin Mihshon berdiri dan berkata, ‘Mohonkanlah kepada Allah, agar saya termasuk golongan mereka!’ Beliau menjawab, ‘Engkau termasuk mereka’,
Kemudian berdirilah seseorang yang lain dan berkata, ‘Mohonkanlah kepada Allah, agar saya termasuk golongan mereka!’ Beliau menjawab,’ Ukkasyah telah mendahuluimu’” (HR. Imam Bukhari dan Imam Muslim).
Dari hadist di atas dapat disimpulkan bahwa masuk surga tanpa hisab dan tanpa adalah ganjaran yang Allah SWT berikan kepada hamba-hamba-Nya yang berhasil mentauhidkan-Nya dengan sempurna (Tahqiiqut Tauhid).
Demikianlah informasi mengenai cara masuk surga tanpa hisab dan tanpa azab yang bisa dilaksanakan oleh setiap kaum muslim. Cara tersebut yakni dengan merealisasikan tauhid selama kehidupan di dunia. Semoga kita termasuk ke dalam golongan orang-orang yang beruntung.