Para ilmuan biologi dan lingkungan dari Kavli Institute, Nanoscale Science baru-baru ini menemukan adanya kandungan protein DNA pada tanah liat. Para peneliti menyebutkan bahwa tanah liat hidrogel selama milyaran tahun mengalami reaksi kompleks yang menciptakan protein dengan bantuan bahan kimia, hingga membuat sel kehidupan. Penemuan ini membuktikan bahwa tanah liat berpotensi memainkan peran penting dalam membuka asal usul kehidupan.
Penelitian ini diuji pada November 2013 lalu oleh sekelompok ilmuan yang dipimpin oleh Luo. Mereka menggunakan hidrogel statis sebagai sel bebas untuk menghasilkan protein. Tanah liat membentuk hidrogel dimana massa ruang mikroskopis mampu menyerap cairan seperti spons (sponge).
Setelah melakukan penelitian panjang, ilmuan menemukan bahwa tanah liat dianggap sangat menjanjikan sebagai prekusor membran sel, karena Biomolekul cenderung ke permukaan dan Sitoplasma (lingkungan interior sel) berperilaku seperti hidrogel. Menurut Luo, hidrogel yang dihasilkan dari tanah liat jauh lebih baik melindungi isinya dari enzim perusak atau Nucleases yang akan membongkar DNA dan biomolekul lainnya.
Penelitian dan pengembangan protein yang digagas oleh tim Lou saat ini masih berlanjut dan akan terus menggunakan tanah liat, karena bahan ini dapat ditemukan dengan mudah. Di tahun-tahun sebelumnya, tim fisikawan Princeton dan Brandeis asal Harvard School of Engineering and Applied Sciences (SEAS) menunjukkan hasil kerja tentang pembentukan vesikel semi Permaebel yang berasal dari tanah liat anorganik, dirilis pada Februari 2011.
Penelitian ini menunjukkan bahwa vesikel tanah liat memungkinkan sebagai wadah ideal untuk perkembangan molekul organik kompleks, dan penemuan ini membuka kemungkinan bahwa sel-sel primitif mungkin telah terbentuk didalam tanah liat anorganik. Para ilmuwan ini telah mempelajari tanah liat yang jumlahnya berlimpah di permukaan bumi.
Selama ratusan tahun, tanah liat dan mineral dikenal dalam membantu proses katalis kimia yang mendorong Lipid untuk membentuk membran dan Nukleotida tunggal agar bergabung kedalam untaian RNA. Liposom dan RNA menjadi prekusor penting dalam kehidupan purba, tetapi dalam penelitian ini menunjukkan bahwa pori-pori dalam vesikel tanah liat bisa melakukan tugas ganda sebagai ‘Entry Point’ selektif dan sumber katalis.
Jika ilmuan baru menemukan ilmu baru bahwa tanah liat berpotensi memainkan peran penting dalam membuka asal usul kehidupan, maka Al-Qur’an secara jelas mengatakan bahwa manusia sebenarnya berasal dari tanah. Penelitian ini semakin memperjelas begitu ilmiahnya kandungan Al-Qur’an. Umat Islam sejak dahulu mempercayai bahwa manusia tercipta dari tanah liat. Islam merujuk pada Firman Allah (QS. Al Hijr (15) : 28-29) yang artinya:
“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat : Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan kedalamnya ruh (ciptaan)-ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud” (QS. Al Hijr (15) : 28-29).
Jika ilmuan mengatakan bahwa tanah liat hidrogel selama milyaran tahun mengalami reaksi kompleks, maka hal ini semakin mendukung kalam Allah SWT yang menyebutkan secara rinci bagaimana penciptaan Adam AS. Bahwa Allah SWT tidak menciptakan Adam begitu saja, namun melalui proses panjang yakni sebanyak tiga tahap.
Pertama di diamkan selama 40 tahun sampai akhirnya menjadi tanah liat (Thin laazib). Inilah yang Allah sebutkan dalam QS. As-Shaffat:11.
“Sesungguhnya Kami telah menciptakan mereka dari tanah liat”.
Kedua di diamkan lagi selama 40 tahun sampai menjadi tanah kering yang berbentuk manusia (Shalshal). Ini yang Allah sebutkan dalam QS. Al-Hijr:28.
“Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: “Sesungguhnya aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk”.
Ketiga di diamkan kembali selama 40 tahun dalam posisi telentang di jalanan tempat lalu-lalangnya para malaikat naik dan turun dari langit ke bumi.
Menurut Ibnu Abbas: Pada suatu ketika, Iblis melewati tanah berbentuk nabi Adam itu, tiba-tiba iblis menampar perut nabi Adam hingga membekas. Sampai akhirnya jadilah wujud Nabi Adam dengan sempurna, tinggi 60 dzira’ dan lengkap dengan anggota tubuhnya namun belum di beri ruh.
Menurut Imam Ats-Tsa’labi: Selama dalam tahapan ketiga Allah menghujaninya dengan dua macam hujan: selama 40 tahun berupa hujan kesedihan dan satu tahun berupa hujan kesenangan.
Menurut Abu Musa Al-Asy’ari: Ketika Allah menciptakan qubul nabi Adam, Allah berfirman: “Sesungguhnya ini adalah amanat-Ku pada dirimu. Jangan sekali-kali engkau tempatkan ini kecuali pada haqnya”.
Kebenaran kitab yang ada sejak 1400 silam itu kini terbukti dengan penelitian ilmiah yang dilakukan oleh para ilmuan. Sungguh tiada keraguan terhadap kitab yang dibawa Nabi Muhammad SAW. Dimana saat teknologi tidak berkembang seperti saat ini, namun Al-Qur’an sudah menjelaskan dengan sangat rinci.