Begini Cara Umar bin Khattab Pilih Menantu

Setiap orangtua tentu menginginkan yang terbaik untuk anak mereka, termasuk mengenai masalah pasangan hidup. Biasanya orangtua yang membebaskan putra atau putrinya untuk memilih sendiri pasangan sendiri. Namun tidak jarang pula yang ikut serta dalam penyeleksiaan si calon mantu tersebut.

Ada banyak kriteria yang sangat teliti diperhatikan oleh orangtua ketika memilihkan pasangan hidup bagi anaknya. Mulai dari latar belakang pendidikan, keluarga, hingga potensinya untuk mendapatkan kesuksesan di masa depan.

Namun, apakah itu semua sudah sesuai dengan syariat Islam? Mungkin ada yang belum, namun tidak perlu khawatir, karena anda bisa belajar teladan dari salah satu sahabat Rasulullah SAW yakni Umar bin Khattab dalam memilih calon menantunya. Bagaimana caranya? Berikut ini kisah selengkapnya.

Umar bin Khattab merupakan salah satu khalifah yang suka sekali melakukan “blusukan” ditemani oleh ajudannya. Ia mengunjungi dan memantau kehidupan rakyatnya. Pada suatu malam ketika beliu blusukan, Umar pun memutuskan untuk beristirahat karena merasa lelah.

Di kala istrihat bersama ajudannya inilah ia tidak sengaja mendengar percakapan yang terjadi antara ibu dan anak gadisnya.

“Wahai anakku, oploslah susu yang kamu perah tadi dengan air,” perintah seorang ibu.

Mendengar perintah ibunya tersebut, si anak bukannya menjalankan malah menolak suruhan tersebut, “Apakah Ibu tidak pernah mendengar perintah Amirul Mukminin, Umar bin Khattab kepada rakyatnya untuk tidak menjual susu yang dicampur air?”

“Iya, Ibu pernah mendengar perintah tersebut,” jawab sang ibu.

Namun, hal tersebut tidak membuat si ibu menyerah, ia lalu berkilah sambil mengatakan“Mana Khalifah? Apakah dia melihat kita? Ayolah anakku laksanakan perintah ibumu ini, kan cuma sedikit kok ngoplosnya!”

Baca Juga:  Tiga Bentuk Godaan Setan Jelang Pernikahan

“Dia tidak melihat kita, tapi Rabb-nya melihat kita dan demi Allah saya tidak akan melakukan perbuatan yang dilarang Allah dan melanggar seruan Khalifah Umar untuk selama-lamanya” Gadis tersebut menolak dengan yakin dan tegas.

Setelah mendengar percakapan dari gadis dan ibu tersebut, Umar dan ajudannya langsung pulang meninggalkan tempat istirahatnya. Sesampainya di rumah, Umar bercerita mengenai pengalamannya blusukan malam itu dan meminta kepada putranya yang bernama ‘Ashim bin Umar untuk menikahi gadis shalehah tersebut.

Lalu terjadilah pernikahan di antara keduanya. Dari pernikahan tersebut, Umar dikaruniai cucu perempuan yang bernama Laila atau lebih dikenal dengan Ummu Ashim dan dari Ummu Ashim telahir Umar bin Abdul Aziz khalifah kelima yang terkenal sangat adil, zuhud, dan bijaksana

Jika dilihat dari kisah di atas, Umar bin Khattab merupakan khalifah yang terpandang namun bersedia menikahkan anaknya dengan perempuan yang tidak memiliki harta. Hal tersebut menandakan bahwa Umar menomor satukan agama dan akhlak dari calon menantunya itu. Oleh sebab itu, bagi para orangtua pilihlah menantu yang baik agamanya. Jangan hanya memandang faktor fisik dan hartanya saja. Demikianlah ulasan mengenai cara Umar bin Khattab memilih menantunya.