Bom Atom merupakan senjata nuklir yang mempunyai daya pemusnah dahsyat dan mampu memusnahkan sebuah kota. Sebut saja Kota Hiroshima dan Nagasaki di Jepang yang pernah porak poranda akibat dibom dengan kekuatan 15 kiloton TNT oleh Amerika Serikat. Bom atom yang dijuluki Little Boy tersebut langsung menyebabkan kedua kota tersebut rata dengan tanah.
Tragedi ini menewaskan sekitar 140.000 orang dengan skala kehancurannya yang sangat dasyat. Tentunya akan sangat sulit membayangkan bagaimana kondisi yang terjadi di Hirosima dan Nagasaki saat itu. Lantas bagaimana jika bom Little Boy itu dijatuhkan di sebuah kota dunia hari ini? Misalnya di Kota Jakarta sebagai pusat pemerintahan Indonesia. Bagaimana tingkat kehancuran yang bisa diakibatkan Little Boy di Ibukota?
Adalah Alex Wellerstein, sejarawan nuklir dari Stevens Institute of Technology yang menggagas aplikasi untuk mengukur tingkat kehancuran akibat little boy. Aplikasi ini bisa diakses melalui situs yang bernama Nuclearsecrecy.com. Pengguna bisa memasukkan lokasi suatu wilayah yang menjadi target bom atom. Nantinya sistem akan memberikan gambaran tentang seberapa besar skala kehancuran yang akan ditimbulkan di wilayah tersebut.
Salah satu media online Indonesia mencoba aplikasi Nukemap dengan memasukan wilayah Jakarta tepatnya di Monas. Pada peta terdapat tersebut menampilkan lima zona radius terdampak yang diberi warna berbeda untuk memperjelas berbagai efek dari bom atom yang dijatuhkan.
Pertama adalah zona api yang merupakan pusat ledakan. Zona kedua bernama zona ledakan yang meliputi daerah seluas 0,36 kilometer persegi. Hampir semua orang tewas dan sebagian besar bangunan hancur di radius ini. Zona ketiga bernama zona radiasi yang meliputi wilayah seluas 4,51 kilometer persegi. Di zona ini, 50-90 persen korban ledakan akan tewas tanpa perawatan yang tepat dalam beberapa hari atau pekan setelah bom dijatuhkan. Zona keempat adalah zona ledakan udara yang menghancurkan sebagian besar bangunan dan jumlah korban tewas masih cukup banyak di kawasan seluas 8,7 kilometer persegi.
Kawasan bahaya terakhir adalah “zona radiasi panas” yang mengakibatkan semua yang tinggal dalam area seluas 11,4 kilometer persegi akan menderita luka bakar tingkat tiga yang berpotensi meninggalkan cacat hingga amputasi.
Kondisi Jakarta Setelah Dijatuhi Bom Atom
Setelah dipilih lokasi di sekitar Monas dan bom atom yang dijatuhkan berkekuatan sama dengan little boy, maka sistem memberikan pemaparan tentang bagaimana efek dari bom atom terhadap ibukota. Hasilnya dipastikan hampir 100 persen warga di sekitar tempat itu tewas dan berbagai bangunan hancur luluh.
Tidak hanya sampai disitu, ledakan udara dengan kekuatan 20 psi ini akan menghancurkan bangunan-bangunan besar yang terbuat dari beton hingga radius 1,5 kilometer. Jumlah korban tewas juga akan mencapau hampir 100 persen. Setelah ledakan berakhir dan bola api padam, akan muncul radiasi nuklir berkekuatan 500 rem yang menyebar dalam radius 1,42 kilometer.
Ini berarti warga yang tinggal di sekitar Jl Thamrin, kawasan Tanah Abang, Kebon Sirih, Senen, dan Pejambon akan terkena radiasi nuklir. Bahkan jika ada angin kencang, maka paparan radiasi bisa mencapai sekitar Bundaran HI hingga sebagian wilayah Jakarta Utara.
Tentu saja, radiasi nuklir bisa menyebabkan kematian jika tidak ditangani dengan segera. Paparan radiasi nuklir yang ditimbulkan akan mengakibatkan 50-90 persen korban tewas dalam hitungan jam hingga pekan jika tak menerima perawatan yang tepat. Hal ini tentu akan menambah korban tewas hingga mencapai ratusan ribu orang lagi.
Menurut situs ini, pada radius 10,9 kilometer dari pusat ledakan, sebagian besar permukiman warga hancur dan korban tewas masih ditemukan. Sementara di kawasan dengan radius 1,91 kilometer dari pusat ledakan, korban tewas tidak terlalu banyak. Namun, mereka menderita luka bakar tingkat tiga yang bisa berujung cacat atau amputasi.
Lantas, berapa jumlah korban jiwa di jika Jakarta dijatuhi bom atom yang setara dengan di Hirosima? Menurut situs ini, jumlah korban tewas seketika mencapai 166.970 orang dan 379.820 orang lainnya terluka. Padahal, bom atom saat ini berkekuatan puluhan kali lebih kuat dibanding bom Little Boy di Hiroshima.
Bahkan, bom atom terbesar yang pernah dibuat Uni Soviet memiliki kekuatan 100 megaton. Jika bom ini dijatuhkan di Jakarta maka lebih dari 11 juta orang tewas, 12 juta orang terluka, dan dampak radiasi mencapai Pandeglang, Banten, dan Sukabumi, Jawa Barat. Untungnya ini hanya hanya perkiraan saja. Semoga tragedi yang terjadi 70 lalu tersebut tidak akan pernah terjadi di Jakarta, dan di negara-negara dunia pada umumnya.