Cara Berantas Korupsi Ala Abu Bakar Ash-Shiddiq

Merajalelanya korupsi di era sekarang ini menjadi salah satu wabah yang seharusnya diberantas. Korupsi jelas merupakan perbuatan yang jelas tercela dan merugikan banyak orang. Meskipun demikian, masih ada saja oknum yang dengan sengaja melakukannya hanya demi mendapatkan keuntungan pribadi.

Banyak orang yang tergiur dengan harta yang diperoleh dari hasil korupsi. Ditambah lagi hukuman bagi koruptor di negeri ini masih dirasa sangat rendah dibanding kejahatan lainnya. Untuk itu, butuh suatu cara ampuh agar korupsi dapat diberantas.

Ternyata, di zaman sahabat yakni Abu Bakar ash-Shiddiq cara pemberantasan korupsi ini sudah pernah dilakukan, bahkan dimulai dari diri beliau sendiri yang kala itu menjadi pemimpin. Lantas bagaimanakah cara Abu Bakar memberantas korupsi? Berikut informasi selengkapnya.

Abu Bakar ash-Shiddiq merupakan sahabat yang menjadi khalifah pertama setelah wafatnya Rasulullah SAW. Beliau termasuk dalam orang yang pertama kali memeluk agama Islam atau lebih dikenal dengan as-sabiqun al-awwalun.

Beliau adalah sahabat yang senantiasa menemani Rasulullah SAW semasa hidupnya, bahkan ikut bersama Rasul ketika hijrah. Salah satu jasa terbesarnya ketika menjadi khalifah ialah memerangi orang-orang yang murtad.

Semasa kepemimpinannya, beliau dikenal sebagai sosok yang lemah lembut namun berpendirian kokoh untuk memerangi orang yang murtad. Namun ternyata Allah berkehendak lain, belum genap 36 bulan wafatnya Rasulullah SAW umat islam harus kembali menerima kenyataan bahwa Abu Bakar menghadap sang Pencipta.

Namun ternyata, menjelang kematiannya beliau sempat berpesan kepada anaknya yang tidak lain merupakan istri Rasulullah SAW yakni Ummul Mukminin ‘Aisyah. Dirinya berkata “Tolong periksa seluruh hartaku setelah aku mati. Jika ada pertambahan harta, tolong kembalikan kepada negara melalui Khalifah yang diangkat setelahku.”

Baca Juga:  Gambaran Teknologi Komunikasi Penduduk Surga

Mendengar wasiat tersebut memubuat Aisyah menangis, bagaimana tidak belum tuntas kesedihan ditinggal oleh suami tercinta, ia juga harus siap untuk kembali kehilangan sosok ayah yang amat disayanginya tersebut.

Namun wasiat tetaplah wasiat, tidak lama setelah selesai urusan terkait jenazah, Aisyah segera melakukan perhitungan. Ia mulai meneliti semua kekayaan ayahnya, maka didapatilah kelebihan harta dari ayahnya tersebut.

Setelah itu, Aisyah mendatangi Khalifah Umar bin Khattab dengan membawa seorang hamba sahaya dan juga seekor unta. Setelah berbincang mengenai maksud dan tujuan putri Abu Bakar tersebut mendatanginya, membuat pria yang terkenal kuat ini tak kuasa menahan air mata, ia pun menangis.

“Allah Ta’ala merahmati Abu Bakar ash-Shiddiq,” ujar Umar bin Khaththab setelah mendengar penjelasan ‘Aisyah dan menerima unta serta budak sahaya itu, “ia telah menyusahkan orang-orang setelahnya.”

“Unta ini,” terang ‘Aisyah, “digunakan untuk menyirami kebun. Sedangkan budak ini dibeli oleh Ayah, tanpa dipekerjakan. Hanya agar dia nyaman menggendong anaknya yang masih kecil.”

Itulah sepenggal kisah mengenai cara Abu Bakar ash-Siddiq memberantas korupsi. Padahal sebagai pemimpin sekaligus saudagar cerdas tentu saja kemungkinan untuk bertambahnya harta sangatlah besar. Namun ternyata beliau mengembalikan selisih harta setelah memimpin dan sebelum menjadi pemimpin. Sungguh teladan yang amat baik bagi seluruh pimpinan di dunia ini.