Rasulullah SAW merupakan seorang Nabi dan Rasul yang menjadi rahmat bagi semesta alam. Beliau tidak hanya dicintai para pengikutnya, makhluk lain juga bersalawat kepadanya. Tidak hanya yang hidup, bahkan batu pun memberikan salam kepada Nabi terakhir ini.
Sepanjang hidupnya Nabi juga mengalami peristiwa tidak logis yang mengundang tanya manusia. Berbagai kejadian tersebut tidak hanya membuat para sahabat bingung, namun juga semakin menambah keimanannya terhadap agama yang dibawa Rasulullah.
Pada suatu ketika seorang musuh meragukan kenabiannya. Ia bahkan berniat membunuh Rasul yang dianggapnya melakukan dusta. Namun hewan ini kemudian datang dan berbicara memberi kesaksian bahwa Nabi Muhammad adalah benar utusan Allah. Bagaimana lanjutan kisahnya?
Kisah tentang hewan berbicara dan memberi kesaksiannya atas kenabian Nabi Muhammad ini bisa di jumpai dalam asy-Syifa bi Ta’rif Huquq al-Mustofa karangan al-Imam al-Allamah al-Qadhi ‘Iyadh, Imam Baihaqi juga menyebutkan dalam Dalailun Nubuwah, begitu juga Ibnu Katsir dalam Bidayahnya. Diriwayatkan, dari Amirul Mukminin Umar Ibnu Khattab radliyalLahu ‘anh:
Ternyata hewan ini adalah Dhab atau biawak padang pasir. Ketika itu seorang Arab Badui dari Bani Sulaim selepas berburu Dhab bertemu dengan rombongan Rasulullah SAW. Melihat iring-iringan tersebut, Ia berniat untuk mendekati dan bertanya siapa yang tengah lewat di hadapannya.
Mengetahui bahwa rombongan tersebut ada Nabi Muhammad, maka seketika kebenciannya terhadap Nabi muncul. Ia pun mengikuti rombongan itu dan mencoba mendekatinya. Saat berada di hadapan Rasul Ia lantas mengucapkan kalimat yang menyakitkan.
“Demi tuhan Lata dan Uzza, tiadalah sesuatu yang terdapat di alam ini yang lebih kubenci daripada kamu wahai Muhammad!, kalaulah tidak karana aku khawatir kaumku memanggilku dengan panggilan yang tergesa-gesa, tentulah aku sudah memenggal kepalamu, lalu aku dapat menggembirakan hatiku dan hati semua manusia yang berkulit hitam,putih, merah dan kaum-kaum selainnya.!”
Mendengar kalimat ini, sahabat Nabi Umar bin Khattab sangat marah. Ia bahkan sangat ingin membunuh Arab Badui tersebut. “Wahai Nabi! Biarlah saya mengakhiri hidupnya!”
Namun Nabi tidak lantas menyetujui permintaan Umar. “Wahai Umar!, Tidakkah engkau tahu bahwa orang yang lemah lembut itu hampir diangkat menjadi Nabi?”
Nabi melakukan hal yang bijaksana dengan menanyai alasan orang tersebut membencinya. “Apa yang menyebabkan engkau berkata demikian? Sepatutnya engkau menghormatiku dalam perhimpunan bersama sahabatku!”
Namun, Arab Badui tersebut justru semakin tidak mau mengalah. Ia malah berkata bahwa dirinya tidak akan beriman kepada Nabi Muhammad sebelum hewan Dhab hasil berburunya itu juga beriman kepada Nabi.
Seketika itu Ia melemparkan Dhab ini di hadapan Nabi. Namun lagi-lagi Nabi Muhammad tidak terpancing untuk marah. Justru Beliau memanggil biawak padang pasir tersebut. Dan anehnya, Biawak ini bisa menjawab dalam bahasa Arab layaknya manusia yang berbicara.
“Iya, wahai Sang Nabi utusan Allah”
Nabi bertanya; “Kepada siapakah engkau beriman?”
Jawab biawak itu; “Saya beriman kepada tuhan yang a’rasy-Nya berada dilangit, kekuasaan yang ada di bumi itu atas kekuasaannya, di lautan itu anugrah jalan-Nya, di syurga itu rahmat-Nya dan di neraka itu azabNya!”
Tanya Nabi Muhammad Saw. lagi; “Aku ini siapa wahai biawak?”.
Jawab biawak; “Tuan adalah Utusan Allah, yang memiliki sekelian alam! Amatlah beruntung orang yang menyokong perjuangan tuan, dan binasalah orang yang mendustakan tuan!”
Sontak saja Arab Badui ini kaget dengan peristiwa tersebut. Sesuai dengan kata-katanya yang hanya akan beriman jika Dhab tersebut berimana, maka pada saat itu juga Ia menyatakan masuk Islam
“Wahai Muhammad! Sebelum ini engkau merupakan orang yang paling aku benci, tetapi hari ini engkaulah orang yang paling aku kasihi, lebih aku kasihi daripada bapaku dan diriku sendiri, semoga engkau kasihi zahir & batinku.”
Wallahu a’lam.