Air laut merupakan salah satu bukti kekuasaan Allah SWT. Sang Maha Kreatif ini membuat keseimbangan alam begitu mempesona. Khusus untuk air laut, sebagian kita mungkin sering bertanya, mengapa rasanya bisa begitu asin dan berbeda dengan air jenis lain?
Sebagian berpikir, andai saja air laut berasa tawar, maka akan lebih bermanfaat untuk dikonsumsi. Karena tidak bisa dipungkiri jika saat ini dunia mengalami krisis air bersih yang layak minum. Banyak sungai yang tercemar dan membuat manusia susah mencari air.
Namun, pemikiran tersebut tidak benar adanya. Karena Allah SWT menciptakan asinnya air laut bukan tanpa alasan. Ada hikmah luar biasa dibalik proses alam ini. Bahkan bahaya besar mengintai makhluk ketika rasa air laut tidak asin. Sebenarnya apa yang akan terjadi?
Perkara air laut ternyata tidak luput dari pembahasan Allah SWT dan sudah tertulis dalam Alquran. Ini menjadi bukti, bahwa Allah tidak main-main dalam proses penciptaan semua makhluk-Nya.
“Dan tidaklah sama (antara) dua laut; yang ini tawar, segar, sedap diminum dan yang lain asin lagi pahit. Dan dari masing-masing laut itu kamu dapat memakan daging yang segar dan kamu dapat mengeluarkan perhiasan yang dapat kamu pakaip, dan pada masing-masingnya kamu lihat kapal-kapal berlayar membelah laut supaya kamu dapat mencari karunia-Nya dan supaya kamu bersyukur.” (QS. Faathir: 12).
Salah satu bahaya yang akan menimpia makhluk ketika air laut tidak asin adalah tempat ini akan menjadi pusat dari segala macam bentuk wabah penyakit. Tentu ini akan mengancam keselamatan penduduk dunia, mengingat luas lautan lebih besar dibanding daratan. Mengapa bisa demikian?
Salinitas (kadar garam) laut berfungsi untuk mensterilkan air, sehingga mencegah terjadinya pembusukan, dan perkembangbiakan penyakit. Kalau tidak demikian niscaya laut menjadi menjadi pusat (markas) yang baik bagi wabah dan penyakit yang menyebar ke seluruh negara dan bangsa.
Sekilas mari mengingat tragedi Tsunami yang terjadi pada 2004 silam. Ada begitu banyak korban jiwa yang meninggal dalam tragedi tersebut. Sebagian ditemukan, namun tidak sedikit pula yang ikut terseret menuju lautan dan samudera yang luas. Bagaimana jadinya jika air laut rasanya tawar? Jika air laut tidak asin, maka jenazah ini justru akan menjadi wabah penyakit karena mengalami pembusukan. Wallauhualam.
Selain itu, asinnya air laut juga memberika hikmah luar biasa lainnya. Jika air laut tidak asin, niscaya akan menyulitkan dunia transportasi air. Namun, bagaimana bisa?
“Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah kapal-kapal (yang berlayar) di laut seperti gunung-gunung,” (QS. Asy-Syuuraa ayat 32).
“Kapal yang berlayar di laut dengan muatan yang bermanfaat bagi manusia,” (QS. al-Baqarah: 164).
“Masing-masingnya kamu lihat kapal-kapal berlayar membelah laut supaya kamu dapat mencari karunia-Nya dan supaya kamu bersyukur.” (QS. Faathir: 12).
Laut dan transportasi menjadi bagian yang memukau. Allah SWT menjelaskan tentang laut dan dihubungkan dengan kapal-kapal sebagai alat transportasinya. Jika ini tidak istimewa, mengapa Allah tidak menyebut sungai dan alat transportasinya? Karena keistimewaannya inilah maka Allah menyebutkannya di dalam Alquran.
Ternyata ini ada kaitannya dengan asinnya air laut. Hal ini bisa dibuktikan dari proses pembuatan es krim. Jika melihat proses membuat es krim, maka akan ditemukan bahwa pembekuan es krim dengan menggunakan es saja tidak cukup, karena es tidak dapat mendinginkan hingga di bawah 0 (nol) derajat celcius.
Untuk itu, para pekerja mencampurkan garam ke dalam es, sehingga membentuk campuran cairan asin yang meleleh pada derajat di bawah nol derajat (yang perlu diperhatikan bahwa pendinginan dengan cara ini yaitu peningkatan konsentrasi garam tidak dapat dilakukan sampai suhu di bawah 12 derajat celcius). Dan pengamatan sederhana ini termasuk hal yang penting yang terjadi di perairan laut.
Danau dan sungai dapat membeku dimusim dingin. Tapi, laut tidak. Salah satu penyebab utamanya adalah laut memiliki air yang asin. Kandungan garam di air laut menurunkan titik bekunya. Maka keberadaan kadar garam di laut ini membuat air laut baru membeku pada derajat di bawah 0 (nol) derajat, suatu hal itu yang memungkinkan air laut tetap mengalir/tidak beku (karena ia cair) pada derajat kurang dari 10 derajat.
Jadi, suhu musim dingin rata-rata tidak mampu membekukan air laut. Sehingga hal itu memudahkan pelayaran pada musim dingin pada waktu yang lebih lama (karena air laut tidak membeku pada suhu di bawah nol derajat). Wallauhualam, hanya Allah lah pemilik ilmu pengetahuna. Tidak satupun di muka bumi yang diciptakannya tanpa hikmah, begitu indah, dan tanpa celah. Terimakasih sudah membaca.