Inilah Cara Agar Lailatul Qadar Tidak Terlewat

Pada bulan Ramadhan ada satu malam istimewa yang bernama Lailatul Qadar. Keistimewaannya melebihi pahala beribadah selama seribu bulan. Pada malam itu, para malaikat turun ke bumi memberi kebaikan kepada para hamba yang beribadah.

Tidak heran, jika para mukmin berlomba-lomba agar bisa mendapatkan keutamaan ini. Sayangnya, Lailatul Qadar kedatangannya sangat rahasia dan penuh misteri. Tidak ada satupun manusia mengetahui kapan berlangsungnya malam tersebut.

Tentu menjadi sebuah penyesalan yang besar bagi kaum mukmin jika tidak mendapat malam mulia ini.  Nabi Muhammad SAW mengatakan jika malam ini bisa ditemui pada sepuluh malam ganjil terakhir bulan Ramadhan. Lalu bagaimana caranya agar lailatul qadar tidak terlewat?  Berikut ulasannya.

Banyak dijelaskan dalam hadist dan Alquran, bahwa pada malam Lailatul Qadar memiliki banyak keutamaan. 

“Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Rabbnya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.” (QS. Al-Qadr: 3-5)

Namun sangat disayangkan jika banyak orang Islam yang melewatkan malam itu begitu saja. Ada yang mendamba agar berjumpa, namun belum ditakdirkan untuk bersua. Padahal, begitu besar harapan ingin mendapatkan malam tersebut. Menurut Ustad Adi Hidayat LC,  MA ada cara yang bisa dilakukan agar mukmin mendapatkan malam Lailatul Qadar.

Caranya adalah dengan menghidupkan malam dengan beribadah kepada Allah SWT. Meskipun sangat rahasia, namun Nabi Muhammad SAW sudah memberikan clue kapan saja malam-malam yang bisa saja ditetapkan Allah SWT sebagai malam Lailatul Qadar.

Baca Juga:  Ketahui Dzikir yang Terlarang Diucapkan

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan: “Carilah lailatul qadar pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan.” [HR. Bukhari & Muslim]

“Carilah lailatul qadar pada malam-malam ganjil dari sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan.” [HR. Bukhari]

Menghidupkan malam lailatul qadar bisa dilakukan  dengan shalat, bisa pula dengan dzikir dan tilawah Al Qur’an. Dari ‘Utsman bin ‘Affan radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Siapa yang menghadiri shalat ‘Isya berjamaah, maka baginya pahala shalat separuh malam. Siapa yang melaksanakan shalat ‘Isya dan Shubuh berjamaah, maka baginya pahala shalat semalam penuh.” (HR. Muslim no. 656 dan Tirmidzi no. 221).