Setan selalu berusaha menjerumuskan manusia ke lembah kesesatan. Mereka layaknya penguasa dzalim, mengendalikan pikiran manusia agar taat kepadanya. Tidak bisa dipungkiri, manusia dengan tingkat keimanan yang lemah akan mudah tergoda dengan bujuk rayu pasukan iblis tersebut.
Ironisnya, meski sudah mengetahui bahwa tindakan yang dilakukan merupakan tipu daya setan, namun manusia masih tidak tetap saja mengikutinya. Hal ini tentu membuat setan senang dan merasa menang karena banyak yang melanggar aturan Allah.
Namun ada waktu dimana setan merasa tidak berdaya. Dua waktu tersebut membuat musuh Allah dan kaum mukmin ini merasa sangat hina dan lemah. Umat Islam hendaknya mendapat pengetahuan ini, agar bisa bersama-sama melemahkan setan dan menjauhkan diri darinya. Kapan saja waktu tersebut? Berikut ulasannya.
Disebutkan dalam kitab al-Muwatha’ karangan Imam Malik bin Anas, dari Thalhah bin ‘Ubaidillah, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Setan tidak pernah terlihat lebih rendah, lebih hina, lebih terusir, dan lebih marah (dari hari ini).”
Kemudian, beliau pun menyebutkan dua hari besar dalam sejarah kaum Muslimin, satu di antaranya akan terus terulang hingga Hari Kiamat. Ternyata dua hari tersebut adalah hari ‘Arafah dan saat terjadinya Perang Badar.
1. Hari ‘Arafah
Ternyata waktu pertama yang membuat setan lemah dan tidak berdaya serta merasa hina adalah hari Arafah. Hari Arafah jatuh pada hari ke-9 bulan Dzulhijjah atau bertepatan dengan hari ke-2 dalam ritual ibadah haji.
Pada hari ini Allah SWT membanggakan hamba-Nya yang berkumpul di Padang Arafah kepada para malaikat. Pada saat ini Allah Ta’ala menurunkan rahmat dan pengampunan atas dosa-dosa besar.
Abu ‘Utsman ash-Shabuni menjelaskan tentang riwayat dari seorang Gubernur di salah satu negeri Romawi yang melarikan diri dan bersembunyi. Dalam persembunyiannya itu, ia dibuat kaget karena melihat sesosok laki-laki yang menunggang unta. Karena di negeri Romawi tersebut tidak ada unta.
Setelah melihat lelaki itu, ia pun bertanya kepada sosok aneh tersebut. Ketika itu, ia merasa sangat takut dan ketakutannya tersebut bertambah ketika keduanya saling berdekatan. “Hai hamba Allah, siapakah Anda?” tanya sang Gubernur. “Orang yang berduka,” jawab sosok aneh itu.
Lanjut sang Gubernur, “Demi Allah, ini sangat mengherankan. Ceritakanlah kepadaku.” Jawabnya dengan gertakan, “Jangan banyak bertanya!”
Karena tak juga menjawab, sang Gubernur terus mendesaknya untuk berbicara. Hingga pada akhirnya lelaki aneh tadi mau berbicara. “Aku adalah iblis. Aku baru saja datang dari ‘Arafah. Aku datang untuk melihat-lihat, rupanya mereka (kaum Muslimin) mendapatkan rahmat dan ampunan, serta saling memaafkan.”
“Aku,” lanjut iblis menuturkan, “menjadi sedih, cemas, dan galau.” Ia pun menyatakan, bahwa dirinya hendak pergi menghibur diri menuju Konstantinopel. Mengapa ke Konstantinopel? Aku setan, “Di sana, aku akan melihat dan mendengar bahwa Allah Ta’ala disekutukan, dan klaim bahwa Dia memiliki anak.”
Setelah mendengar penuturan iblis tadi, maka seketika itu juga sang Gubernur tersebut membaca kalimat, Aku berlindung kepada Allah Ta’ala darimu!” Hingga, tuturnya sebagaimana dikutip oleh Syeikh Ibnu Muflih al-Maqdisi, “Ketika mengatakan kalimat itu, tiba-tiba aku tidak melihat apa pun.”
2. Hari ketika Terjadinya Perang Badar
Selain hari Arafah, ternyata setan juga merasa terhina ketika terjadinya Perang Badar. Ternyata perang ini tidak seperti perang kelihatannya yang terjadi antara kaum mukmin dan kaum kafir. Lebih dari itu, ternyata Malaikat Jibril juga ikut serta dalam perang tersebut melawan Iblis laknatullah.
Dari Mu’adz bin Rafa’ah ibn Rafi’ az-Zargi dari ayahnya yang ikut serta dalam Perang Badar al-Kubra. Dia berkata, “Malaikat Jibril as mendatangi Nabi Muhammad SAW dan berkata, “Apa pendapatmu tentang pengikut Perang Badar dari kalanganmu?” Rasulullah SAW menjawap, “Dari kalangan kaum Muslimin yang paling utama.” Malaikat Jibril as kembali berkata, “Demikian juga dengan para malaikat yang ikut serta dalam Perang Badar.”
Perang ini memang menjadi hidup dan matinya kelangsungan Islam. Jika Islam kalah, maka tidak akan ada lagi yang dapat meneruskan syarnya. Namun jika menang, maka ajaran Islam akan memenuhi dunia. Itulah mengapa, Nabi Muhammad sampai bercucuran air mata memohon kepada Allah agar memberikan pertolongan pada perang tersebut.
Allah SWT adalah perancang yang Maha Hebat, Islam mendapat sokongan moral yang hebat dengan turunnya tentera berpakaian serba hijau yaitu para Malaikat Allah SWT. Ini diakui sendiri oleh Rasullulah SWT dan para sahabat.
Hal ini membuat setan tidak berdaya. Selain merasa terhina, setan juga merasa terusir, cemas, dan perasaan buruk lainnya. Hal tersebut dikarenakan kala itu, setan melihat malaikat Jibril memimpin pasukan malaikat untuk membantu pasukan kaum muslimin memerangi orang kafir dan bala tentara setan.
Demikianlah informasi mengenai dua hari yang membuat setan merasa terhina. Meskipun Perang Badar tidak pernah terulang, namun hari Arafah senantiasa terulang yakni setiap tanggal 9 Dzulhijjah. Sebagai kaum muslimin, perbanyaklah ibadah kepada Allah SWT agar terhindar daei segala godaan setan yang terkutuk.