Lebah merupakan salah satu hewan istimewa karena tercantum di dalam Alquran. Hewan yang termasuk dalam jenis serangga ini memproduksi madu yang berkhasiat untuk mengobati berbagai macam penyakit.
Lebah biasanya berkembang di pepohonan, bukit-bukit serta tempat-tempat yang dibuat oleh manusia. Binatang ini hanya bisa hidup di tempat-tempat tertentu yang bersih dan mengandung bahan madu atau nektar
Dalam sebuah riwayat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengisyaratkan manusia agar meniru sifat-sifat positif yang dimiliki oleh hewan bernama latin Anthophila tersebut. Lantas apa saja karakter lebah yang harus ditiru manusia? Berikut ulasannya.
Diriwayatkan oleh Abdullah bin Amr bin As-Sahmi Al-Quraisy, Rasulullah SAW bersabda yang artinya: “Sesungguhnya perumpamaan seorang mukmin seperti lebah. Dia memakan yang baik dan mengeluarkan yang baik, hinggap namun tidak memecah dan merusak.” (HR. Ahmad)
Dari hadist Nabi Muhammad SAW di atas, dapat ditarik kesimpulan yang mengisyaratkan manusia agar meniru karakter lebah. Sifat-sifat tersebut merupakan wahyu Allah kepada lebah sejak awal penciptaanya.
“Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: “Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia.” (QS. An-Nahl : 68)
“Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). dari perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan.” (QS. An-Nahl : 69). Lantas apakah sifat lebah yang seharusnya ditiru manusia:
1. Hinggap di tempat yang bersih dan menyerap hanya yang bersih
Berbeda dengan lalat atau nyamuk yang bisa dengan mudah dijumpai di tempat-tempat kotor, maka lebah hanya hidup di tempat-tempat bersih yang mengandung nektar atau bahan madu. Misalnya bunga-bunga atau buah-buahan. Demikian juga seharusnya umat Islam, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah.” (QS. Al-Baqarah : 172)
2. Mengeluarkan yang Bersih
Hewan ini mengeluarkan madu, yang dapat bermanfaat bagi kehidupan manusia. Produktivitas lebah adalah melakukan kebaikan, menghasilkan madu-madu tidak hanya untuk diriinya sendiri, namun juga mencukupi kebutuhan makhluk Allah lainnya. Bukankah hal itu juga seharusnya yang dilakukan oleh umat Islam. Yang seharusnya mampu mengeluarkan kebaikan yang dirasakan oleh manusia dan mahluk lainnya.
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang melapangkan satu kesusahan dunia dari seorang Mukmin, maka Allâh melapangkan darinya satu kesusahan di hari Kiamat. (HR. Muslim/III/153 No. 2699)
3. Lebah tidak Merusak
Seperti yang dijelaskan Nabi dalam hadist bahwa lebah tidak merusak atau memecah tempat yang Ia jadikan sebagai rumah atau dihinggapi. Hewan ini begitu santun sehingga selalu menjaga lingkungan sekitarnya. Tat kala lebah menghisab nektar dari bunga atau buah, mereka pun tidak merusak. Hal inilah yang seharusnya dilakukan oleh manusia. Tetap santun ketika memanfaatkan sesuatu dan tidak hanya mementingkan diri sendiri, namun tetap menjaga kelestarian dan tidak berbuat kerusakan.
4. Keempat, tidak Pernah Melukai Kecuali Kalau Diganggu
Hewan ini juga tidak pernah memulai dululan untuk menyerang. lebah hanya akan menyerang jika merasa terganggu atau terancam. Bahkan setelah menyengat hewan ini akan mati dengan sendirinya. Pasalnya setelah menyengat, lebah tidak hanya meninggalkan sengatnya pada kulit kita, tetapi juga sebagian dari saluran pencernaan (digestive tract), otot dan syarafnya tercerabut dari tubuhnya. Kerusakan usus yang masif inilah yang menyebabkan lebah tersebut mati.
Lebah menyengat untuk mempertahankan diri dan kehormatan diri dan koloninya. Mereka juga rela jika harus mati jika ada yang coba-coba mengganggu diri serta koloninya terancam. Itulah yang sejatinya harus dimiliki seorang mukmin. Ketika ada umat Islam tersakiti, seharusnya pula kita merasa terluka dan berjuang membantu mereka.
Benar Allah tidak sia-sia menjadi lebah salah satu perumpamaan yang diabadikan dalam Alquran. Wallahu a’lam bis-Shawab