Ketahui Tindakan Sepele Penghapus Pahala Salat Jumat

Jumat menjadi hari spesial bagi Umat Islam. Bahkan menurut Nabi Muhammad SAW, Jumat menjadi hari raya bagi Kaum Muslim. Salah satu ibadah istimewa yang bisa dilakukan adalah Salat Jumat bagi kaum pria. Allah SWT menjanjikan banyak kebaikan kepada si pelaksananya.

Mulai dari sarana penghapus dosa-dosa, mendapatkan limpahan pahala, serta rahmat dan kecukupan nikmat dari Sang Pencipta. Namun hati-hati, karena salat ini memiliki aturan yang harus ditaati. Melanggar aturannya dapat menghapus pahala salat ini.

Tindakan berikut terkesan sepele, namun ternyata dapat menghapus pahala Salat Jumat. Memang, pahala menjadi hak prerogatif Allah, namun Rasulullah SAW sudah menyampaikan agar tindakan ini dihindari. Lantas, apa tindakan sepele penghapus pahala Salat Jumat? Berikut ringkasannya.

Ternyata tindakan yang sering dianggap sepele namun berdampak menghapus pahala tersebut adalah berbicara dengan makmum lainnya saat khatib sedang berkhutbah. Bahkan untuk mengatakan ‘diam’ kepada teman lain yang berbicara pun dilarang Rasul.

Tindakan ini disebut dengan perbuatan Lagha, atau ucapan yang bathil, yang tertolak, yang tidak selayaknya dilakukan.

“Siapa yang berbicara maka tidak ada pahala jumatan baginya. (HR. Ahmad 719).

“Siapa yang berbicara di hari jumat ketika imam sedang khutbah, maka dia seperti keledai yang menggendong barang bawaan. Sementara oranng yang mengatakan ‘Diam’ maka tidak ada jumatan baginya. (HR. Ahmad)

“Barangsiapa yang berbicara pada hari jumat ketika imam sedang khutbah, maka pahala dari jumat tersebut sebesar genggaman debu.”[ Ad Daulabi di dalam Al Kuna wal Asma)

“Jika engkau berkata kepada saudaramu, “diamlah!”, pada hari Jumat dan imam sedang berkhutbah, maka engkau telah berbuat sia-sia” (HR Bukhari Muslim).

Baca Juga:  Kisah Tentang Keajaiban Istighfar yang Menggetarkan

Rasulullah SAW dalam hadist Riwayat Ahmad mengatakan, ada tiga model orang yang datang pada untuk Salat Jumat. Model pertama adalah pria yang datang dan salat serta berdoa kepada Allah.  Jika yang Maha Kuasa berkehendak, maka akan dikabulkan, namun jikda tidak, maka tidak akan dikabulkan.

Golongan kedua adalah mereka yang datang pada hari Jumat, melakukan duduk diam dan melaksanakan salat jumat. Orang model inilah yang digolongkan Rasulullah mendapatkan pahala jumatan sempurna.

Kedudukan khutbah sangat penting dalam salat Jumat. Bahkan, jika ditinggalkan akan membatalkan syarat sah Salat Jumat. Rasulullah SAW bersabda, jika Khutbah Jumat sudah dimulai, maka Malaikat akan duduk mendengarkan Khutbah.

“Pada hari Jumat, di setiap pintu masjid ada malaikat yang mencatat orang yang akan salat satu persatu. Jika imam telah duduk (di mimbar saat azan), mereka melipat lembaran catatan (keutamaan amal) dan datang mendengarkan peringatan. (HR. Bukhari).

Khutbah menjadi sarana bagi kaum mukmin agar menjadi umat yang terdidik wahyu.  Sehingga dalam kondisi sesibuk apapun, seorang  seorang mukmin, minimal sepekan sekali, dia akan mendapatkan siraman rohani dari khutbah Jumat. Semoga informasi ini bermanfaat bagi pembaca. Terimakasih sudah berkunjung.