Kisah Tangisan Batang Kurma Karena Rindu Rasulullah

Baginda Muhammad SAW merupakan nabi akhir zaman penuntun Umat Islam.  Tidak hanya dicintai oleh umat pada zamannya, hingga saat ini manusia masih terus rindu meski tidak pernah tatap muka langsung dan bertemu. Begitulah pesona Sang Nabi yang tidak pernah lekang oleh waktu.

Bahkan tidak hanya manusia, hewan serta benda mati pun memberikan cinta kepadanya. Kisahnya terjadi pada batang kurma yang terisak-isak menangis karena kerinduannya kepada Rasul. Beruntung kasih sayang nabi tidak terbatas kepada manusia saja.

Jika saat itu Rasulullah tidak menenangkannya, niscaya batang kurma tersebut menangis hingga hari kiamat. Nabi memegang dan memeluk batang kurma ini dengan penuh kasih sayang. Hingga akhirnya, tangisan batang kurma yang didengarnya pun diam. Seperti apa kisahnya lengkapnya? 

Kisah ini terjadi tatkala Nabi menjadi imam dalam memimpin Shalat Jumat di masjid. Biasanya saat Rasulullah SAW menyampaikan khutbah, Beliau menyandarkan tubuhnya pada batang kurma.  Namun, seiring waktu, umat muslim semakin banyak dan jamaah pun bertambah. Hingga beliau tak terlihat oleh jamaah yang berada di shof-shof belakang. Sahabat akhirnya berinisiatif untuk membuat mimbar agar Nabi tampak oleh makmum shaf bagian belakang. 

Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin berkata, ketika seorang wanita Anshar membuatkan mimbar lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkhutbah di atasnya, maka batang pohon kurma yang biasa dipakai oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk berkhutbah pun menangis.

Jabir radhiyallahu ‘anhu berkata,
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berdiri di atas sebatang pohon kurma ketika berkhutbah. Setelah dibuatkan mimbar, kami mendengar sesuatu pada batang pohon kurma tersebut seperti suara teriakan unta yang bunting. Sehingga Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam turun, lalu meletakkan tangannya pada batang kurma tersebut. Setelah itu, batang pohon itu pun diam.”

Baca Juga:  Ketahui Hukum Nikah Siri dalam Islam

Dalam riwayat lain disebutkan, “Ketika hari Jum’at, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam duduk di atas mimbar. Lalu batang kurma yang biasa beliau berkhutbah di sana itu berteriak, hampir-hampir batang kurma itu terbelah.”

Rasul pun membelai dan memeluk pelepah itu hingga rintihannya tak terdengar lagi. Kemudian beliau kembali ke mimbar dan bersabda,

“Demi Dzat yang jiwaku berada ditangan-Nya, andai aku tidak menenangkan pelepah itu maka ia akan terus merintih hingga hari kiamat.”

Sebagian dari kita mungkin akan bertanya, bagaimana benda mati seperti batang kurma bisa menangis. Allah SWT sudah menjelaskan dalam Firman-Nya, bahwa seluruh benda baik Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Namun, kodrat manusia tidak mampu mendengarkan suara tasbihnya.

“Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatu pun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.” (QS. Al-Isra’: 44)

Demikian juga Rasulullah SAW, beliau diberi keistimewaan oleh Allah SWT untuk mampu mendengarkan apa yang tidak bisa manusia biasa dengar, sama seperti begitu mudahnya Allah memberikan keistimewaan kepada Nabi Isa AS untuk menghidupkan orang yang sudah meninggal.