Mengapa Mekkah Disebut Tanah Suci?

Umat Islam pasti sudah familiar dengan Tanah Suci Mekkah, sebuah kota yang bukan hanya disucikan oleh manusia, tetapi oleh Allah SWT. Allah telah menjadikan Mekkah sebagai tanah haram sejak penciptaan langit dan bumi. Disebut haram karena di wilayah tersebut berlaku berbaga ketentuan yang diharamkan.

Allah SWT juga menjuluki kota ini sebagai Ummul Qura atau Ibu dari kota-kota lainnya. Allah SWT bahkan bersumpah atas nama Mekkah yang menjadi bukti bahwa Allah telah mengagungkannya dengan bersumpah atasnya.  Lalu kenapa dan apa yang membuat Kota Mekkah sebegitu sucinya?

Makkah al-Mukarramah memiliki luas 550 km persegi dengan panjangnya 127 km. Batas ini sudah ditentukan sejak turunnya perintah dari Malaikat Jibril kepada Nabi Ibrahim AS tentang penentuan wilayah itu.

Kota Mekah akan terus berkembang namun Tanah Haram tidak ikut berkembang karena batasnya telah ditetapkan. Batas-batas Tanah Haram tersebut adalah Masjid Tan’im, daerah Ji’ranah, Al-Hudaibiyyah, Nakhlah, Adlat Laban, dan Ahl al-Haram.

Setelah batas-batas yang ditelah ditetapkan, Allah lantas lantas memerlihatkan keutamaan dan keistimewaan yang tidak diperoleh di wilayah lainnya. Sejak awal diciptakan, kota ini memang disiapkan untuk berbagai peninggalan suci yang ada di dalamnya. Sehingga kesucian apa yang telah diberikan, akan tetap terjaga hingga hari kiamat.

Inilah Alasan Kota Mekkah Disebut Tanah Suci 
1. Ada Baitullah yang Menjadi Kiblat Umat Islam
Di kota ini berdiri bangunan pertama di dunia yang dibangun sebagai tempat untuk menyembah Allah SWT. Ka’bah merupakan rumah Allah (baitullah) yang pertama kali didirikan dimuka bumi. Sehingga harus terjaga kesuciannya dari hal-hal yang diharamkan dilakukan di tanah ini.

Pembangunan Ka’bah telah dilakukan sejak zaman Nabi Adam AS. Ada pula sumber yang menyebutkan, Ka’bah telah dibangun semenjak 2000 tahun sebelum Nabi Adam diturunkan. Allah Ta’ala berfirman dalam Quran Surat Ali – Imran: 96

“Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadat) manusia ialah baitullah di Bakkah (Mekkah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia,”

Ka’bah yang berada di Masjidil Haram merupakan tempat ibadah yang memang harus suci dan harus jauh dari hal-hal terlarang. Itulah mengapa Allah mempersiapkan tanah yang suci yang bisa menjaga kesucian tempat ibadah yang menjadi rumahnya. Wallahualam

2. Tempat Lahirnya Nabi Terakhir
Kota Mekkah dipersiapkan oleh Allah  SWT untuk menjadi saksi lahirnya manusia terbaik dari seluruh manusia di alam semesta yakni Nabi Muhammad SAW. Sang Nabi menjalani aktivitasnya di Kota ini dan diangkat menjadi Nabi dan rasul pada usia 40 tahun.

Kota ini juga menjadi saksi tentang pengangkatannya menjadi Nabi dan Rasul saat di datangi oleh Malaikat Jibril di Gua Hira yang terletak di  yang terletak beberapa kilometer di utara Mekkah. Sungguh peristiwa-peristiwa suci ini hanya terjadi di kota yang suci pula.

Pada awal kenabiannya Nabi Muhammad menyampaikan dakwahnya di Kota Mekkah selama 13 tahun. Karena kesuciannya, Nabi Muhammad pun begitu mencintai Kota Mekkah dan tidak ingin meninggalkannya.
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata, bahwa Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam berkata untuk Makkah: “sungguh engkau adalah sebaik-baik negeri dan paling aku cintai, seandainya kaumku tidak mengusirku, niscaya aku tidak akan tinggal di tempat selainmu”.

Baca Juga:  Empat Amalan Istimewa Hari Jumat yang Sering Terlewat

3. Ada Masjidil Haram yang Keutamaannya 100 Ribu Kali Lipat Dibanding Masjid Lain
Masjidil Haram adalah bangunan Masjid yang mengelilingi Ka’bah. Bangunan ini merupakan tempat ibadah pertama pertama yang diletakkan bagi manusia. Banyak hadist Nabi yang menyatakan tentang keutamaan Masjid ini. Salah satunya mengatakan bahwa satu kali salat di Masjidil Haram, keutamaannya seperti 100 ribu kali lipat salat di masjid lain.

Ummi Darda’ RA mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Satu kali shalat di Masjidil Haram lebih utama daripada seratus ribu kali shalat di masjid yang lain, dan satu kali shalat di Baitul Maqdis lebih utama daripada seribu kali shalat di tempat lain.” (Al-Fakihy: 11/91).

Banyak dari kalangan ulama yang menguatkan pendapat bahwa pelipatgandaan pahala shalat di masjidil haram meliputi semua tanah haram. Diantara yang mengatakan ini adalah seorang tabi’in dari Makkah yaitu Atha bin Abi Rabah, beliau adalah imamnya ahli Makkah di masanya. Telah bertanya kepadanya Rabi’ bin Shubaih, ia berkata: “wahai abu Muhammad, keutamaan yang disebutkan itu apakah untuk masjidil haram saja atau semua tanah haram?”. Maka, Atha bin Abi Rabah menjawab: “semua tanah haram, karena sesungguhnya tanah haram itu semuanya masjid”.

4. Tempat Menunaikan dan Menyempurnakan Rukun Islam
Di Kota Mekkah-lah keislaman seseorang akan sempurna dan lengkap. Kota ini menjadi tempat untuk umat Islam menyempurnakan rukun agama yang kelima yakni menunaikan ibadah haji. Semua Islam yang taat dan mampun dari berbagai golongan sangat memimpikan bisa berkunjung ke kota suci ini.  Mekkah menjadi jantung kegiatan ibadah haji. Sebagai kota yang didatangi umat dari berbagai penjuru dunia, tentu saja Allah mempersiapkan para tamunya di tempat yang suci..

5. Mekkah Terletak di Tengah-Tengah Bumi/Pusat Bumi
Jika hal diata di kaji secara padangan Islam, maka tidak adil jika keistimewaan Kota Mekkah tidak dikaji secara ilmiah. Berdasarkan penelitian, ternyaya Kota Mekkah adalah pusat bumi. Para ahli fiqh mendapati fakta bahwa ada satu hari dalam setahun di Mekkah dimana tidak ada sesuatu pun yang berbayang ditengah hari. Ini menunjukan bahwa matahari tepat berada diatas langit Mekkah (membuat sudut vertikal 90°).

Untuk menyikapi fenomena yang lahir dari berbagai hasil penelitian, diadakan Konferensi Ilmiah bertajuk “Makkah Sebagai Pusat Bumi, antara Teori dan Praktek”. Konferensi yang diselenggarakan di ibukota Qatar, Dhoha pada tahun 2009 itu menyimpulkan tentang acuan waktu Islam berdasarkan kajian ilmiah yakni Makkah. Konferensi juga menyeru pada umat Islam agar mengganti acuan waktu dunia yang selama ini merujuk pada Greenwich (GMT).

Baca Juga:  Siksa Penghuni Neraka yang Paling Ringan

Keutamaan Kota Mekah
1. Kota ini menjanjikan ketentraman bagi siapa pun penghuninya. Tanah haram memang dijanjikan Allah sebagai tempat di muka bumi yang penuh dengan rasa aman. Tidak hanya untuk manusia, bahkan hewan dan tumbuhan juga merasakan kententraman tersebut. Seperti dalam qalam Allah berikut ini:

“Barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia” (QS. Ali Imran: 97)

2. Allah juga menjanjikan Rizki yang begitu berlipat ganda ketika tinggal di tanah haram. Ini adalah salah satu doa Nabi Ibrahim AS yang di kabulkan oleh Allah SWT. Inilah doa yang dipanjatkan Nabi Ibrahim.

“Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezkilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.” (QS. Ibrahim: 37).

3. Kota ini juga dijaga Malaikat sehingga terhindar dari fitnah Dajjal yang akan keluar di akhir zaman. Dalam hadits Fathimah bin Qois radhiyallahu ‘anha disebutkan bahwa Dajjal mengatakan

“Aku akan keluar dan menelusuri muka bumi. Tidaklah aku membiarkan suatu daerah kecuali pasti aku singgahi dalam masa empat puluh malam selain Makkah dan Thoybah (Madinah Nabawiyyah). Kedua kota tersebut diharamkan bagiku. Tatkala aku ingin memasuki salah satu dari dua kota tersebut, malaikat menemuiku dan menghadangku dengan pedangnya yang mengkilap. Dan di setiap jalan bukit ada malaikat yang menjaganya.” (HR. Muslim no. 2942)

Kota Suci Makkah memang selalu dekat di hati orang-orang yang beriman, sehingga selalu saja hati mereka cenderung kepadanya. Walaupun telah berulang-ulang berkunjung, hati selalu saja lekat dan merasa terpanggil untuk kembali ke sana. Seperti kata Nabi Muhammad SAW, kota suci tak menjamin orang orasngnya suci. Jadi jika ada hal hal yang menodai kesucian, bukan karena Makkah yang tak lagi suci tetapi karena orang yang didalamnya tidak otomatis menjadi suci.