Teka-Teki Hilangnya Kapal Selam Nazi di Laut Kidul

Laut Kidul memang dipercaya menjadi salah satu lokasi angker di Indonesia. Tidak hanya penduduk lokal saja yang merasakan bagaimana kengerian lokasi yang dipercaya sebagai tempat bersemayam Nyi Roro Kidul ini. Bahkan, Nazi-Jerman pernah menyebut lokasi ini karena pasukan mereka hilang saat melewati perairan di wilayah tersebut. Adalah U-196, kapal selam Jerman yang hilang dan keberadaannya masih menjadi misteri hingga kini.

Kapal selam ini tercatat bertolak meninggalkan Jakarta pada 29 November 1944. Pesan terakhir diterima sehari setelahnya mengabarkan bahwa kapal mereka membentur ranjau laut hingga akhirnya tenggelam. Namun tidak diketahui lagi posisi terakhir usai melewati Selat Sunda. Secara umum, awak kapal yang berjumlah 65 orang dinyatakan ikut hilang bersama kapal selam itu di Laut Kidul, namun ada yang menduga sebagian besar dari mereka berhasil selamat.

Namun tidak diketahui jelas bagaimana kebenaran dari misteri ini. Jerman sendiri menyatakan bahwa U-196  hilang di Indonesia bersama seluruh awaknya pada 1 Desember 1944. Namun ada satu nama yang dipercaya sebagai salah satu awak kapal tersebut dan dimakamkan di Indonesia. Ia bernama Letnan Dr. Heinz Haake yang makamnya berada di Kampung Arca Domas Bogor, bersama sembilan tentara Nazi Jerman lainnya yang tidak diketahui namanya.

Sangat minim catatan alasan kenapa jasad Haake dapat dimakamkan di sana. Hanya kabarnya, hal ini sudah menjadi permintaan keluarganya. Sementara jasad rekan-rekannya yang lain tidak diketahui hingga kini. Namun pencarian kapal selam ini terus dilakukan, hingga akhirnya pada tanggal 14 Oktober seseorang mengirim email dari Inggris yang masih mencari informasi tentang keberadaan nasib awak U-196.

Dalam emailnya Ia menduga bahwa kelompok pasukan Nazi tersebut tidak tenggelam dan hilang. Melainkan mereka berhenti di Chile dan menetap di sana. Hal ini berdasarkan informasi dari surat kabar Chile yang memberitakan bahwa sejumlah awak kapal selam Jerman telah berkumpul di Iqueque pada tahun 1945. Mereka sampai di sana bersama dengan kapal penjelajah Almirante Latorre, yang mengawal mereka selama perjalanan dari Samudra Hindia.

Baca Juga:  Inilah Lima Mitos Keliru Tentang Suku Dayak

Bersama kapal penjelajah tersebut, kapal selam Nazi sempat bersembunyi sebelum akhirnya berlabuh di Pantai Selatan Cile. Namun hal yang cukup mengganjal adalah, pasukan ini tidak pernah berupaya untuk kembali ke Jerman dan bergabung bersama pasukan lainnya. Bahkan menurutnya upaya pemberitaan hilangnya pasukan ini cenderung ditutup-tutupi di Jerman sendiri. Minimnya kabar selama 50 tahun terakhir yang seolah-olah “menggelapkan” kejelasan nasib U-196.

Sayang, kebenaran email ini pun masih diragukan kebenarannya. Tidak ada penjelasan autentik tentang bagaimana nasib dari kapal selam U-196 yang diperkirakan hilang di laut kidul tersebut. Hingga akhirnya menjadi misteri yang kerap dihubungkan dengan kengerian di Laut Nyi Roro Kidul tersebut.

Sementara itu kapal selam U-196 pernah mencatat prestasi saat masih dipimpin komandan sebelumnya, Friedrich Kentrat. Kapal ini berhasil melakukan patroli terlama yakni selama 225 hari yang dimulai pada 13 Maret s.d. 23 Oktober 1943.  U-196 juga berhasil menenggelamkan tiga kapal musuh dengan total bobot 17.739 GRT. Posisi Friedrich lantas digantikan oleh Werner Striegler (mantan komandan U-IT23) pada 1 Oktober 1944. Namun naas, karena baru sekitar sebulan Ia bertugas, Werner Striegler harus mengalami peristiwa mengerikan bersama U-196 dan misterinya tidak terpecahkan hingga saat ini.